Pisdog

Pagi ini, hari ke-3 tahun 2021.

Entah mengapa perjalanan 3 hari tahun ini aku hitung dengan hati-hati. Seperti aku menghitung berapa pisang yang dihidangkan bersama kopi hitam dan segelas air bening untuk mentralisir kafeinnya.

Aku senang berhitung saat ini. Tiga pisang godog ini mengingatkan kepergian almarhum simbah kakung tiga tahun lalu. Beliaulah yang memulai menanam pisang kepok ini di kampung. Di usianya yang telah melewati angka 100 ia masih bisa menanam sesuatu yang masih bisa dinikmati anak cucunya.

Eyang kakung, masih teringat jelas dalam memoriku. Engkau begitu bersahaja. Selalu ramah dan tersenyum pada siapapun. Hidupmu tak terlihat ngoyo. Seolah Engkau jalani hidup ini tanpa ada masalah berarti. Walau di akhir hidupmu kau hanya bisa berjalan dengan alat bantu berkaki empat, engkau masih bisa tersenyum dan selalu ingin melakukan sesuatu dalam keterbatasanmu.

Dan saat-saat terakhir kepergianmu, engkau tak memberi firasat apapun. Tak ada sakit, tak ada keluh kesah. Engkau hanya ingin tidur sebentar di sore hari terakhirmu. Hingga eyang putri mendapatimu dalam keadaan tidur pulas. Dan… sesungging senyum perpisahan.

Semoga engkau tenang di alam sana, Eyang Kakung. Allahumaghfirlahu warhamhu wa afihi wa’fu anhu.

Depok, 3 Januari 2021